Kita slalu bicara seperti kita adalah sahabat.
Begitu rekat tanpa ada padanya sekat.
Begitu rekat tanpa ada padanya sekat.
Seperti ucap mu
"sayang" tak perlu pula di ikat.
Biar bibir menyumbatnya tapi hati padanya melekat kuat.
"sayang" tak perlu pula di ikat.
Biar bibir menyumbatnya tapi hati padanya melekat kuat.
Ketika alunan syair ku suratkan.
Pada rungu pula canda kita di kediaman.
Engkau hanya tersenyum penuh dengan ketenangan.
Lalu engkau memeluk tubuh ku begitu erat.
Pada rungu pula canda kita di kediaman.
Engkau hanya tersenyum penuh dengan ketenangan.
Lalu engkau memeluk tubuh ku begitu erat.
Engkau pun berkata...
"Sayanx qu"
Cukup aku merasakan kasih mu dalam jiwa.
Sanjung pula alunan syair biarlah lelap tiada.
Namun dekap lalu jagalah aku dengan kasih sayang mu yang abadi.
Karna hidup pula jiwa ragaku ini.
Tlah mendiami engkau satu, yang ku pilih untuk setia sampai hujung nafas nanti..
"Sayanx qu"
Cukup aku merasakan kasih mu dalam jiwa.
Sanjung pula alunan syair biarlah lelap tiada.
Namun dekap lalu jagalah aku dengan kasih sayang mu yang abadi.
Karna hidup pula jiwa ragaku ini.
Tlah mendiami engkau satu, yang ku pilih untuk setia sampai hujung nafas nanti..

Tidak ada komentar:
Posting Komentar